Profil Desa Bandung

Ketahui informasi secara rinci Desa Bandung mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bandung

Tentang Kami

Mengenal Desa Bandung di Wonosegoro, Boyolali. Profil lengkap ini mengupas potensi pertanian sebagai lumbung pangan, data demografi penduduk, semangat gotong royong masyarakat, serta infrastruktur penopang kegiatan ekonomi desa.

  • Lumbung Pangan Utama

    Desa Bandung merupakan salah satu sentra pertanian terpenting di Kecamatan Wonosegoro, dengan lahan subur yang didedikasikan untuk tanaman pangan strategis.

  • Komunitas yang Solid dan Berdaya

    Kehidupan sosial masyarakatnya sangat erat, ditandai dengan budaya gotong royong yang kuat yang menjadi modal sosial utama dalam pembangunan desa.

  • Potensi Ekonomi Berbasis Kerakyatan

    Selain pertanian, sektor peternakan skala rumah tangga dan UMKM di bidang pengolahan hasil bumi menjadi motor penggerak ekonomi alternatif yang potensial untuk dikembangkan.

XM Broker

Desa Bandung, yang berlokasi di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, merupakan representasi ideal dari sebuah desa agraris yang tangguh dan mandiri. Berperan sebagai salah satu lumbung pangan utama di kawasan Boyolali Utara, desa ini menopang kehidupan warganya melalui hamparan lahan pertanian yang subur dan etos kerja masyarakat yang tinggi. Berbeda dari Desa Wonosegoro yang menjadi pusat administrasi, Desa Bandung menonjolkan identitasnya sebagai kawasan produsen dengan ikatan sosial yang kuat, di mana semangat gotong royong masih menjadi napas dalam kehidupan sehari-hari.

Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Desa Bandung secara geografis terletak di area dataran rendah di Kecamatan Wonosegoro, dengan kontur tanah yang relatif datar. Kondisi ini sangat mendukung aktivitas pertanian, terutama untuk budidaya tanaman pangan lahan basah dan kering. Luas wilayah Desa Bandung secara keseluruhan tercatat mencapai 6,95 kilometer persegi atau setara dengan 695 hektare, menjadikannya salah satu desa terluas di kecamatannya.Secara administratif, Desa Bandung memiliki batas-batas wilayah yang jelas dengan desa-desa tetangganya, yang turut membentuk interaksi ekonomi dan sosial. Batas-batas tersebut yakni:

  • Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan Desa Wonosegoro

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Repaking

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Bolo

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Ketoyan

Lokasinya yang bersebelahan langsung dengan ibu kota kecamatan memberikannya keuntungan dari segi aksesibilitas. Jalan utama desa terhubung dengan baik ke jalan poros kecamatan, memudahkan warga dalam mobilitas dan pengangkutan hasil panen menuju pusat pasar di Wonosegoro maupun ke wilayah lain.

Potret Demografi dan Struktur Sosial

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali, jumlah penduduk Desa Bandung tercatat sebanyak 5.120 jiwa. Dengan luas wilayah 6,95 km², tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 737 jiwa per kilometer persegi. Angka kepadatan ini lebih rendah dibandingkan dengan pusat kecamatan, mencerminkan karakteristik wilayah yang lebih didominasi oleh lahan pertanian daripada pemukiman padat.Mayoritas penduduk Desa Bandung menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Profesi sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap dan buruh tani merupakan mata pencaharian utama. Struktur sosial masyarakatnya masih sangat komunal dan erat. Hubungan kekerabatan dan ketetanggaan menjadi fondasi utama dalam interaksi sosial. Tokoh masyarakat, ulama, dan sesepuh desa memegang peranan penting sebagai panutan dan penjaga nilai-nilai luhur di tengah masyarakat.Tingkat partisipasi warga dalam kegiatan bersama, seperti gotong royong, sangat tinggi. Semangat ini tidak hanya terlihat dalam kegiatan fisik seperti membersihkan lingkungan atau membangun fasilitas umum, tetapi juga dalam bentuk dukungan sosial saat warga menggelar hajatan atau menghadapi musibah.

Pemerintahan Desa dan Pelayanan Masyarakat

Roda pemerintahan di Desa Bandung dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang berkantor di Balai Desa Bandung. Fungsi utama pemerintahan desa yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan, melaksanakan program pembangunan, melakukan pembinaan kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga aktif berperan sebagai mitra pemerintah desa dalam merumuskan kebijakan dan menyerap aspirasi warga.Dalam hal pelayanan dasar, Desa Bandung telah memiliki fasilitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warganya. Di bidang pendidikan, terdapat beberapa Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di beberapa dusun, memastikan anak-anak usia sekolah dapat mengakses pendidikan dasar dengan mudah. Untuk layanan kesehatan, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) aktif diselenggarakan secara rutin di setiap dusun untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Sementara itu, untuk penanganan medis yang lebih serius, warga dapat dengan cepat mengakses Puskesmas di Desa Wonosegoro yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Tulang Punggung Ekonomi: Pertanian dan Peternakan

Sektor ekonomi Desa Bandung berakar kuat pada kegiatan pertanian. Lahan pertanian yang luas dimanfaatkan secara optimal untuk menanam komoditas pangan utama seperti padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah. Sebagian besar lahan sawah di desa ini merupakan sawah tadah hujan, yang berarti pola tanamnya sangat dipengaruhi oleh siklus musim. Tantangan ini dihadapi para petani dengan kearifan lokal dalam memilih varietas tanaman yang tahan kekeringan dan manajemen air yang efisien.Selain tanaman pangan, beberapa warga juga membudidayakan tanaman hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan di pekarangan rumah mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dijual di pasar lokal. Pemerintah desa bersama kelompok tani terus berupaya mencari solusi untuk meningkatkan produktivitas, misalnya melalui pengenalan teknologi pertanian yang lebih modern dan program penyuluhan.Di samping pertanian, sektor peternakan menjadi penopang ekonomi kedua yang tidak kalah penting. Hampir setiap rumah tangga petani memiliki ternak, terutama sapi dan kambing. Ternak ini dipelihara sebagai tabungan hidup, sumber pupuk kandang untuk menyuburkan lahan, dan sumber pendapatan tambahan. Usaha peternakan ini, meskipun masih berskala rumah tangga, memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan ekonomi keluarga.

Infrastruktur Penunjang dan Aksesibilitas

Infrastruktur dasar di Desa Bandung telah berkembang cukup baik. Jaringan jalan desa yang menghubungkan antar dusun sebagian besar sudah diperkeras, meskipun beberapa ruas jalan usaha tani masih berupa jalan tanah. Akses listrik dari PLN telah menjangkau seluruh pemukiman warga, memungkinkan pemanfaatan peralatan elektronik untuk kebutuhan rumah tangga maupun usaha.Untuk kebutuhan air bersih, mayoritas warga masih mengandalkan sumur gali pribadi. Namun program penyediaan air bersih berbasis masyarakat juga mulai dikembangkan di beberapa titik untuk menjamin kualitas dan kuantitas pasokan air, terutama saat musim kemarau. Sinyal telekomunikasi juga sudah tersedia dengan baik, mendukung komunikasi dan akses informasi bagi warga.Aksesibilitas dari dan menuju Desa Bandung tergolong lancar. Kedekatannya dengan pusat kecamatan membuat arus barang dan orang berjalan tanpa hambatan berarti. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan memastikan produk-produk dari desa dapat terserap oleh pasar.

Kehidupan Sosial-Budaya dan Kearifan Lokal

Kehidupan sosial di Desa Bandung sangat diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan religiusitas. Masjid dan musala menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial, tempat warga berkumpul tidak hanya untuk beribadah tetapi juga untuk musyawarah dan kegiatan belajar. Tradisi-tradisi seperti tahlilan, pengajian rutin, dan perayaan hari besar Islam menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi.Budaya gotong royong atau sambatan menjadi pilar utama dalam kehidupan bertetangga. Warga secara sukarela akan membantu tetangga yang sedang membangun rumah, menggelar pernikahan, atau bahkan saat masa tanam dan panen. Kearifan lokal ini merupakan modal sosial tak ternilai yang membuat kehidupan di desa terasa harmonis dan penuh kepedulian. Meskipun tantangan modernisasi terus datang, masyarakat Desa Bandung berupaya menjaga nilai-nilai luhur ini sebagai fondasi utama dalam membangun desa mereka.Kesimpulannya, Desa Bandung merupakan potret sebuah desa agraris yang berdaya, dengan potensi besar pada sektor pertanian dan peternakan. Kekuatan utamanya tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga pada modal sosial berupa semangat kebersamaan dan gotong royong yang mengakar kuat. Dengan pengelolaan potensi yang tepat dan berkelanjutan, Desa Bandung memiliki masa depan yang menjanjikan sebagai salah satu pilar ketahanan pangan di Kabupaten Boyolali.